«لَقَلْبُ ابْنِ آدَمَ أَشَدُّ انْقِلَابًا مِنَ القِدْرِ إِذَا اجْتَمَعَتْ غَلْياً» رواه أحمد (6/4)، وصححه الألباني فِي “الصحيحة” (1772).
“Sungguh hati anak Adam lebih cepat berbolak-balik dari periuk yang sedang sangat mendidih”.
Bismillah Alhamdulillah. Dalam kesempatan kali
ini Zaenal blog akan Sharing mengenai Menjaga Hati agar memancarkan
Hikmah. Tapi menjaga hati disini bukan lagunya "Yovie & the Nuno"
ya, namun Menjaga hati dengan menjauhkan dari segala perbuatan yang
mengotorinya. Kalo dalam lagunya "Tombo ati", ada 5 perkara yang dapat
mengobati hati. (dengerin sendiri ya lagunya Opick yang tombo ati!).
Baik, langsung saja kita mulai sharingnya tentang Menjaga Hati agar
memancarkan Hikmah. Namun sebelum itu kita Paparkan dahulu apa itu Hati
dan Fungsinya.
Hati
merupakan segumpal darah yang berada dalam tubuh. Penentu baik dan
buruknya amalan seseorang amat bergantung kepada hati. Maka hati adalah
bagaikan generator bagi seluruh anggota badan. Kedudukan hati di antara
anggota badan bagaikan raja di tengah kerajaan. Semua gerak-gerik
anggota badan akan bergantung kepada hati sebagaimana gerak-gerik
anggota pasukan bergantung kepada raja. Bila raja bersifat baik maka
prajuritnya pun akan baik pula, sebaliknya bila raja memiliki prilaku
buruk maka bala tentaranya pun akan berprilaku buruk pula.
Dalam menjalani kehidupan saat ini yang sangat lekat dengan kemaksiatan serta hal-hal lain yang menyebabkan diri ini semakin jauh dari Allah SWT. untuk itu diperlukan kiat-kiat perbaikan sebagai usaha untuk semakin dekat dan semakin kenal kepada Allah SWT. Serta lebih ketat lagi dalam Usaha Menjaga Hati agar memancarkan Hikmah
Syekh Abdul Qaddir Al Jailani berkata, Dunia seluruhnya adalah hikmah, sedangkan amalan akhirat semuanya adalah kemampuan, ia dibangun di atas hikmah, maka jangan tinggalkan amal untuk negeri hukum (akhirat) dan jangan kau anggap sepele kekuasaan-Nya di negeri itu. Beramallah untuk negeri hukum dengan menggunakan hukum-Nya. Janganlah merasa berat atas ketentuan-Nya, dan janganlah menjadikan ketentuan itu sebagai alasan untuk memperingan diri karena ia justru membutuhkan-Nya.
Orang beriman tidak suka menggenggam dunia, tetapi mengambil dari bagiannya yang diberikan dan menetapkan hati bersama Allah. Berhentilah di sana sampai cahaya dunia tersingkir, lalu memanggil hati untuk memasukinya, pertalian sirri menghasilkan sirri yang tertuju ke hati, dan hati menuju jiwa yang tenang dan organ organ tubuh yang tunduk. Sekarang ia tetap bersama Allah seakan mahkluq tidak diciptakan untuk bersandar kepadanya, seakan tiada mahkluq lain untuk Tuhan selain ia sendiri bersama Allah Dzat Maha Berbuat dan ia terkenai perbuatan-Nya. Tetaplah yang dicari, sedang ia pencarinya, tetaplah sumbernya dan ia cabangnya, ia tidak melihat yang lain selain Dia, ia terlipat dalam ciptaan,
ثُمَّ إِذَا شَاءَ أَنشَرَهُ
kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali. (QS. Abasa : 22)Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku orang bisu maka berikan aku kemampuan agar aku dapat berbicara, berguna bagi manusia. Sempurnakan mereka dengan baik, melalui usahaku, jika tidak, kembalikan aku pada kebisuan semula.
Wahai manusia, sesungguhnya aku mengajakmu menuju kematian yang merah, yaitu menentang nafsu hawa, tabiat, syetan, dan merdeka dari ikatan ciptaan. Tinggalkan semua itu selain Al Haq. Bermujahadahlah dalam keberadaan ini, janganlah putus asa.
Allah SWT. berfirman ,
كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ
setiap masa Dia dalam berkehendak. (QS. Ar-Rahmaan : 29)
Di pengunjung zaman ini banyak terjadi perubahan yang meliputi pergeseran pribadi. Itulah zaman fatrah (senggang), zaman kaum munafik tumbuh menjamur bersama kemunafikkannya. Wahai munafik, rupanya kau penghamba dunia, hanya ciptaanlah yang kau lihat. Kau beramal untuk mereka, tetapi mengesampingkan pandangan kepada Allah. Tampak kau beramal untuk akhirat, padahal segala amalmu tertuju untuk dunia.
Sabda Nabi Muhammad SAW., "Apabila orang berhias diri dengan amal akhirat, sedangkan ia tidak menghendakinya dan tidak pula mencarinya, sungguh terlaknat oleh penduduk langit melalui nama dan nasabnya."
Sesungguhnya aku memahami, wahai munafik, dari jalur hukum dan amal, hanya aku sengaja menutupmu dengan tabir Allah. Celaka, apakah engkau tidak malu dengan organ tubuhmu yang tidak pernah bersih dari maksiat dan najis lahiri. Kau mendewakan orang suci, batu, kesucian hati, namun bagaimana bentuk kebersihanmu, bagaimana sirri mu, di hadapan manusia ? Engkau tidak pernah beradab, malah mengaku beradab di hadapan Allah. Betapa rela para guru atas tingkahmu, sedang engkau tidak sudi menaruh kesopanan dihadapannya apalagi sampai menerima perintahnya. Engkau duduk di kantor dan kembali lagi. Tiada kata berarti hingga tauhidmu tegak dan tegar di hadapan Allah.
Wahai sahaya, menerima ketentuan Allah itu lebih bagus daripada memperoleh dunia di sertai na'ziah (pencabutannya). Kemanisannya lebih manis jika berada di hati orang benar. Barang siapa memperoleh syahwat dan kelezatan ini, bagi mereka itu lebih manis daripada dunia seisinya, karena ia pembagus kehidupan.
Berbicaralah kepada manusia secara ilmiah di sertai amal, ikhlas, dan jangan berbicara kepada mereka dengan ungkapan ilmiah tanpa di sertai pembuktian amal, karena hal itu tidak membawa hasil bagimu juga bagi orang yang mendengar pembicaraanmu.
Nabi SAW. bersabda, "Kelembutan ilmu itu dengan cara pengamalan jika di terima, dan jika tidak ia beralih darinya."
Apabila engkau menjadi ilmuwan yang suka berfitnah dengan ilmu yang engkau kantongi, niscaya batangnya tetap ada, sedang buahnya lenyap darimu.
Pintalah kepada Allah agar melimpahkan rejeki. apabila Dia berkenan melimpahkan rejeki, pintalah bagaimana cara penyembunyiannya kalaupun engkau tidak suka penampakan apa yang ada diantaramu dan Dia, itu menjadi pertanda akan kehancuranmu.
Peliharalah diri dari rasa ujub dalam segala gerak agar engkau tidak melampui batas dan tidak dibenci, menurut pandangan Allah. Peliharalah dari kecintaan berbicara kepada manusia dan bergantung kepada mereka, karena yang demikian membawa nadart bagimu. Jangan berbicara satu kalimatpun sampai urusanmu termuat dalam jalur hati, suatu urusan wajib dari Allah. Apa perlunya kamu mengajak manusia pergi ke rumahmu kalaupun mereka tidak kamu suguhi.
Galilah hati nuranimu sampai memancarkan sinar hikmah, kemudian bangunlah dengan ikhlas, mujahadah, dan amalan-amalan baik, sampai mercusuarmu menjulang tinggi, lalu serulah manusia menujunya.
Wahai Allah, hidupkanlah kerangka amalku dengan pancaran ikhlas. Bermanfaatkah kesendirianmu dengan ciptaan sedang di hatimu terdapat ciptaan itu ? Tidak sekali kali tidak, bahkan tak ada mulia bagimu atas kesendirianmu. Apabila engkau menyendiri, tetapi ciptaan tetap tegar dalam hati, berarti engkau berdiam sendiri tanpa berjinak bersama Allah, bahkan yang menguntitmu adalah nafsu, syetan dan hawa.
Jika di hatimu tetap berisi kejinakan bersama Dia hancurlah dinding-dinding keangkuhan dan sorot pandang yang mengarah pada kebenaran, maka tinggalah engkau melihat keutamaan dan perbuatan-Nya. Dari sini engkau mantap rela kepada-Nya bukan yang lain.
Barang siapa yang setiap keberadaanya bersama ketentuan syariat tanpa ada rasa tamanni, apa yang lebih tinggi atau yang lebih rendah, atau kelenyapan dan ketetapannya, sungguh ia menghasilkan persyaratan rela, bersesuaian dan penghambaan.
Meskipun iman dan itikadmu baik, sesungguhnya Dia tetap melihatmu, dekat denganmu, dan mengawasimu. Mengapa engkau tidak malu kepada-Nya ? Sungguh aku berkata benar, aku tidak takut denganmu, aku tidak mengharapkamu. Bagiku engkau dan seluruh penduduk bumi hanya seperti kepinding dan semut, karena madharat dan manfaat datang dari Allah, bukan dari engkau. Kekuasaan dan penguasa bagiku sama seperti yang aku contohkan, ingkari dirimu dan yang lain dengan ketentuan syariat bukan dengan hawa nafsu atau tabiat.
Betapa tenang syariat darinya maka ikutilah dalam ketenanganya. Ketika ia berbicara dengannya, ikutilah pembicaraanya. Camkanlah, dunia boleh engkau genggam, boleh engkau kantongi, boleh engkau simpan asalkan di sertai niat baik, tetapi jika sampai tertanam di hati, berhentilah jangan masuk dari pintu belakang sebab hal itu tidak membawa kemuliaan bagimu. Apabila seseorang lepas dari permasalahan ini atau ciptaan lain, seakan dirinya terhapus dari pandangan dunia itu, tatkala bencana datang, batinnya tetap tegar tidak bergetar, bahkan kalau ketentuan Allah datang, ia segera melaksanakannya, ketika larangan yang datang, ia segera menahannya.
Janganlah bertamanni sesuatu atau loba atasnya, kehendak akan keberadaan yang sempat masuk di terima hati dapat membakhilkan pandangan.
Dimana kalian, wahai pengkhianat ilmu dan amal, wahai musuh Allah dan rasul-Nya, wahai pemutus penghambaan kepada Allah, sungguh kalian dalam kepekatan yang jelas munafik. Sedemikiankah sifat munafikmu, sampai kapan sandiwara ini akan berakhir ?
Wahai ulama, wahai zuhud, rupanya kalian senjata bagi pemunafik dan para penguasa sampai kalian tak malu-malu lagi mengambil barang-barang mereka yang tak laku di dunia meliputi syahwat dan kenikmatannya. Kalian dan sebagian penguasa di zaman ini adalah tipe-tipe manusia penganiaya, pengkhianat atas kekayaan Allah yang diperuntukkan untuk hamba-Nya.
Semoga kita bisa selalu dan konsisten menjaga hati yang mudah terbolaik balik ini dan selalu berusaha membersihkan Hati serta Menjaga Hati agar memancarkan Hikmah.
Sumber : http://denchiel78.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar