Halaman

MENJAGA KEUTUHAN KELUARGA

Written By Unknown on Jumat, 11 Januari 2013 | 22.20









Udah mulai sehat, nulis lagi ah… Tapi kali ini agak pusing bacanya. Kalau biasanya artikelku merupakan bacaan ringan, kali ini perlu mikir. Awalnya adalah ummi bercerita kalau mba-mba depan rumah seneng nongkrong di rumah sebelah karena banyak cowoknya.

Halah peduli amat urusan orang, mau selingkuh kek, mau pacaran kek, mau hamil kek, mau ngapain lah terserah, itu urusan pribadi orang ! Bukan, ini bukan mau nyampurin urusan orang lain, tapi pengingat buatku biar tercatat abadi di wordpress.

Keutuhan rumah tangga menurutku tergantung pada 4 hal, yang nomor 1 adalah kunci dari semua hal.

PERTAMA
Pemahaman terhadap ilmu agama. Dari sini dapat dijadikan tolak ukur keharmonisan keluarga. Bandingkan keluarga ikhwan+akhwat dengan keluarga orang yang jauh dari agama. Ketenangan dalam keluarga akan terasa sekali pada keluarga ikhwan. Permasalahan hidup akan berfungsi sebagai penambah kecintaan.

KEDUA
Masalah ekonomi. Rata-rata ketidak harmonisan dalam keluarga terjadi karena kebutuhan ekonomi yang tidak tercukupi. Atau bahkan perekonomian sudah sangat kecukupan sehingga malah menjadi bibit kerusakan rumah tangga. Seorang laki-laki biasanya akan mudah selingkuh jika dia kaya, sementara perempuan cenderung ribut jika kondisi ekonomi lemah. Tetapi kadang ya berkebalikan, seorang wanita yang lebih bisa cari nafkah dari pada suaminya, dia akan semaunya sendiri.

KETIGA
Masalah lingkungan. Saat ini pintu selingkuh ada dimana-mana. Baru keluar rumah saja, tetangga sebrang rumah kelihatan lebih seksi dan menggoda. Peluang selingkuh datang ketika suami sedang pergi kerja atau sedang diluar kota.

Masalah selingkuh juga besar sekali terhadap keutuhan sebuah rumah tangga. Coba lihat, berapa banyak keluarga yang cerai, anaknya nggak keurus karena orang tuanya mementingkan urusan cinta sesaat dan urusan dalam celananya.

Bahkan saat ini kayaknya selingkuh sama teman kerja mulai sering terdengar gemanya. Yah gimana, kerja capek, sampe dirumah istri juga capek, ketemu cuma malem doang kondisi capek. Soalnya istri juga kerja. Ya sama-sama cari enaklah, yang penting jangan sampai ketahuan dan hamil” demikian kutipan seorang pelaku selingkuh yang aku dapat di internet.

Yaa pantas saja sekarang banyak terjadi bunuh-bunuhan, buang bayi dalam kardus di tempat sampah. Semuanya karena diawali dari selingkuh. Indah dirasakan dan pahit akhirnya. Ini pasti.

Pepatah mengatakan, sepandai-pandai menyimpan bangkai, akan ketahuan juga.

Pintu selingkuh yang makin lebar juga memicu mereka yang tadinya menganggap tabu akan selingkuh menjadi terbiasa. Melalui chatting, web cam, fb dan lainnya. Sampai lahir sebuah jargon “Kesetiaan itu menyakitkan”. Sungguh prihatin aku mendengar hal ini.

KEEMPAT
Masalah campur tangan orang tua. Ini terjadi pada temen bahkan sabahabat dekatku sendiri yaitu ketika rumah tangganya masih dicampuri oleh orang tua dari pihak wanita. Aku yakin bukan hanya temenku yang mengalami capur tangan orang tua dalam rumah tangga, tapi banyak orang yang juga mengalami.

Pola pikir orang tua temenku menilai bahwa cara temenku mengurus keluarga tidak sesuai dengan pola pikir mereka selama ini. Temenku berasal dari keluarga banyak anak, apa-apa dilakukan mandiri, hal ini berpengaruh ketika mendidik dan mengurus keluarga. Istrinya yang anak tunggal dari kecil selalu dimanja, mengeluh dan protes terhadap cara hidup temenku.

Akhirnya melihat anak gadisnya ngga bahagia dengan cara hidup temenku mulailah ikut campur dalam urusan rumah tangga temenku. Bukan karena faktor ekonomi yang kurang jadi alasan. Lama-kelamaan temenku mulai nggak tahan dan merasa rumah tangganya nggak ada harganya dihadapan mertua. Yang paling membuatku prihatin adalah sekarang walau sudah punya anak, temenku tak diijinkan mengasuh anaknya, alasan mertuanya kasihan cucunya dari kecil sudah diajari mandiri, cuci baju sendiri, mandi sendiri.

KELIMA
Masalah ketaatan mengamalkan agama. Lho apa bedanya dengan yang pertama ? Di sini aku ingin menekankan bahwa sebuah keluarga yang anggota keluarganya tidak taat terhadap perintah Allah, keluarga itu jauh dari rahmat. Keluarga yang jauh dari rahmat dan berkah akan lebih dekat pada setan-setan yang senantiasa memanas-manasi untuk terjadi percekcokan, hal sepele jadi masalah dan seterusnya hinggak keluarga tidak nyaman.

=====selesai=====

0 komentar:

Posting Komentar