Pengertian
lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan
waktu. Ada beberapa pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang
menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO)
menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang
berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia.
lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penanganan segera dan terintegrasi.
Usia lanjut
adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang
dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun.
Pada usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh.
Namun tidak perlu berkecil hati, harus selalu optimis, ceria dan
berusaha agar selalu tetap sehat di usia lanjut. Jadi walaupunb usia
sudah lanjut, harus tetap menjaga kesehatan.
Cara hidup
sehat adalah cara-cara yang dilakukan untuk dapat menjaga,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan seseorang. Adapun cara-cara
tersebut adalah:
Banyak bukti
yang menunjukkan bahwa diet adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
kesehatan seseorang. Dengan tambahnya usia seseorang, kecepatan
metabolisme tubuh cenderung turun, oleh karena itu, kebutuhan gizi bagi
para lanjut usia, perlu dipenuhi secara adekuat. Kebutuhan kalori pada
lanjut usia berkurang, hal ini disebabkan karena berkurangnya kalori
dasar dari kegiatan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan
untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk
jantung, usus, pernafasan, ginjal, dan sebagainya. Jadi kebutuhan
kalori bagi lansia harus disesuaikan dengan kebutuhannya. Petunjuk menu
bagi lansia adalah sebagai berikut (Depkes, 1991):
Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah.
Masalah
kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik,
psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi
labil, mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak
bahagia, perasaan kehilangan, dan tidak berguna. lansia dengan problem
tersebut menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas
(kecemasan), psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya
masalah kesehatan mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian
tersebut karena adanya perubahan dari keadaan sebelumnya (fisik masih
kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi kemunduran.
Lansia juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia
akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit
yang diderita. Semakin banyak penyakit pada lansia, semakin banyak
jenis obat yang diperlukan. Banyaknya jenis obat akan menimbulkan
masalah antara lain kemungkinan memerlukan ketaatan atau menimbulkan
kebingungan dalam menggunakan atau cara minum obat. Disamping itu dapat
meningkatkan resiko efek samping obat atau interaksi obat.
Pemberian
nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia . Hal tersebut
dilakukan dengan pertimbangan bahwa lansia memerlukan nutrisi yang
adekuat untuk mendukung dan mempertahankan kesehatan. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kebutuhan gizi antara lain: berkurangnya kemampuan
mencerna makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor penyerapan makanan.
Dengan
adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka diperlukan
perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan agar
lansia mampu mandiri atau mendapat bantuan yang minimal. Perawatan yang
diberikan berupa kebersihan perorangan seperti kebersihan gigi dan
mulut, kebersihan kulit dan badan serta rambut. Selain itu pemberian
informasi pelayanan kesehatan yang memadai juga sangat diperlukan bagi
lansia agar dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Permasalahan pada lansia yaitu salah satunya adalah:
Masalah
kesehatan yang sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa,
yang menurut Kane dan Ouslander sering disebut dengan istilah 14 I,
yaitu:
Beberapa
faktor risiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi
karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh:yang menurun, berkurangnya
fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus
(komorbiditas) yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang.
Selain daripada itu, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan kuman akan
mempermudah tubuh mengalami infeksi.
Semakin tua,
tekanan darah akan bertambah tinggi. Prevalensi hipertensi pada
orang-orang lanjut usia adalah sebesar 30-65%. Hipertensi pada lansia
sangat penting untuk diketahui karena patogenesis, perjalanan penyakit
dan penatalaksanaannya tidak seluruhnya sama dengan hipertensi pada usia
dewasa muda. Pada pasien lansia, aspek diagnostik yang dilakukan harus
lebih mengarah kepada hipertensi dan komplikasinya serta terhadap
pengenalan berbagai penyakit komorbid pada orang itu karena penyakit
komorbid sangat erat kaitannya dengan penatalaksanaan keseluruhan.
Peningkatan
tekanan darah sering merupakan satu-satunya tanda klinis hipertensi yang
esensial, sehingga diperlukan pengukuran tekanan darah secara akurat.
Pengukuran sebaiknya dilakukan pada penderita dengan cukup istirahat,
sedikitnya setelah 5 menit berbaring dan dilakukan pengukuran pada
posisi berbaring, duduk dan berdiri sebanyak 2 kali atau lebih, dengan
interval 2 menit. Cara pengukuran yang saat ini dianggap baku
dikemukakan oleh The British Hypertension Society. Manset sedikitnya
harus dapat melingkari 2/3 lengan, bagian bawahnya harus 2 cm diatas
fossa cubiti.
Pemeriksaan
laboratorium apa saja yang diperlukan untuk hipertensi masih merupakan
perdebatan. Hipertensi yang sering terdapat 90%nya adalah jenis yang
idiopatik / tidak diketahui sebabnya. Jadi tidak perlu untuk melakukan
pemeriksaan kecuali bila ada indikasi. Pemeriksaan laboratorium yang
dilakukan adalah pemeriksaan ureum, kreatinin, kalium, kalsium,
urinalisis, asam urat, glukosa darah, dan profil lemak. Pemeriksaan
penunjang lain contohnya elektrokardiografi, pielografi intravena dan
foto rontgen thorax.
PJK
merupakan penyakit yang paling sering ditemukan pada lansia. Dengan
mengkombinasikan laporan insiden MI dan Angina Pektoris, badan National
Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) III di USA, didapat
data bahwa sekitar 27% pria dan 17% wanita berusia 80 tahun ke atas
menderita PJK. Sedangkan pada kelompok umur 65-74 tahun, didapat 64%
masalah jantung pada pria dan 60% pada wanita adalah PJK.
Resiko
seseorang untuk menderita PJK adalah satu dari tiga untuk pria, dan satu
dari empat untuk wanita. Di atas umur 65 tahun, tingkat mortalitas
akibat MI adalah tinggi. Sekitar 8% meninggal setiap tahunnya akibat MI
dan sisanya diperkirakan akan mengalami serangan infark yang fatal
dalam waktu 10 tahun ke depan. Akan tetapi, lebih dari sepertiga kasus
MI tidak diketahui, entah karena perjalanan penyakitnya yang laten atau
karena gejalanya yang tidak khas.
PJK adalah
manifestasi umum dari keadaaan pembuluh darah yang mengalami pengerasan
dan penebalan dinding, disebut juga Aterosklerosis. Tapi selain itu
stenosis aorta, kardiomiopati hipertrofi dan kelainan arteri koronaria
kongenital juga dapat menyebabkan PJK.
Ada 3 macam faktor resiko PJK :
Dalam
konteks mengatasi kesepian lansia ditinjau dari segi sosial budaya dan
psikologik berarti lansia perlu meningkatkan komunikasinya dengan orang
lain di masyarakat dan anggota masyarakat perlu menciptakan kondisi
kehidupan bersama yang harmonis.
Jimmy Carter
(mantan Presiden Amerika Serikat) dalam buku The Virtues of Aging 1998
mengatakan kita tidak mendadak menjadi tua ketika kita mencapai usia 65
tahun, ketika menjadi kakek atau nenek atau ketika mengalami menopause.
Kita hanya tua jika kita merasa tua, jika kita menganut sikap mandeg,
bergantung kepada orang lain, tidak mandiri, membatasi aktivitas fisik
dan mental dan membatasi ruang lingkup pergaulan dengan orang lain. Apa
yang dipesankan Jimmy carter tersebut perlu direnungkan, karena setiap
orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain yang akrab dan
mendalam, sehingga kesepian ini yang merupakan derita batin,
menghilangkan makna hidup dan eksistensi diri seseorang sebagai makhlluk
sosial, dapat terjadi jika hubungan sosial di atas tidak terpenuhi.
Penyebab
kesepian Ditinjau dari segi sosiologis seseorang mengalami kesepian
karena merasa terasing, tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan,
perubahan pada pola kekerabatan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kesepian pada lansia dapat berupa sosialisasi tentang eksistensi lansia, meningkatkan peranan lansia
dalam organisasi, sosialisasi nilai budaya lokal suku bangsa, pembinaan
hubungan antar generasi, membudayakan hidup serumah dengan lansia, mengadakan pendidikan informal bagi lansia (yz,sumber: waspada)
Lanjut Usia Meliputi :
Kel. Usia Lanjut (55-64 th) sebagai Presenium
Kel. Usia Lanjut (65 th <) sebagai Masa Senium
70-75 tahun (yaoung old) 75-80 tahun (old) Lebih dari 80 (very old)
Komunikasi
merupakan suatau hubungan atau kegiatankegiatan yang berkaitan dengan
masalah hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-menukar
pendapat serta dapat diartikan hubungan kontak antara manusia baik
individu maupun kelompok. (Widjaja, 1986 : 13) Komunikasi adalah elemen
dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk
menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang lain.
(Potter & Perry, 2005 : 301) Komunikasi yang biasa dilakukan pada
lansia bukan hanya sebatas tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran dan
pengalaman dan hubungan intim yang terapeutik.
Keterampilan Komunikasi Terapeutik, dapat meliputi :
Perkumpulan
orang tua, kegiatan rohani. Berbicara pada tingkat pemahaman klien.
Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu tugas atau
keahlian.